Perkembangan Emosional Anak Usia Dini

 Perkembangan bahasa dan emosional
anak usia dini

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar belakang masalah
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain,
menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang berurutan dan mempunyai pola yang tetap.Perkembangan tersebut meliputi perkembangan Fisik,Intelektual,Bahasa,Sosial-Emosional.Seorang anak pada usia dini dari hari ke hari akan mengalami perkembangan,perkembangan tersebut berlangsung secara cepat dan sangat berpengaruh terhadap perkembangannya selanjutnya.Namun
tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang benar-benar cepat berkembang ada pula yang membutuhkan waktu agak lama.Tidak semua anak usia dini mengalami perkembangan secara normal,banyak kendala/permasalahan di dalam perkembangannya yang di sebabkan oleh beberapa faktor.
B.     Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas berkaitan dengan Perkembangan Bahasa dan Emosional Anak Usia Dini adalah sebagai berikut :
1.          Apa yang dimaksud dengan Pengertian Usia Dini?
2.          Apa yang di maksud dengan perkembangan Bahasa dan Emosional anak?
3.          Apakah Aspek Perkembangan Bahasa dan Emosional Anak Usia Dini?
4.          Apa Sajakah Prinsip Perkembangan Bahasa Anak?
5.          Apa sajakah Karasteristik Perkembangan Bahasa dan Emosional Anak Usia Dini?
6.          Apakah Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Bahasa dan Emosional Anak?
7.          Apakah Fungsi dan Jenis Perkembangan Emosional?
8.          Apa Tugas Perkembangan Emosional?
C.     Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah agar kita bisa lebih mengenal tentang Perkembangan Bahasa dan Emosional Anak Usia Dini, sehingga dalam proses mempelajarinya kita tidak menemukan kesulitan.

BAB II
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA DINI

A.    Pengertian  Perkembangan Anak Usia Dini
1.      Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri perktumbuhan dan perkembangan anak antara lain, menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang berurutan dan mempunyai pola yang tetap.Perkembangan tersebut meliputi perkembangan Fisik,Intelektual,Bahasa,Sosial-Emosional.Seorang anak pada usia dini dari hari ke hari akan mengalami perkembangan,perkembangan tersebut berlangsung secara cepat dan sangat berpengaruh terhadap perkembangannya selanjutnya.Namun tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang benar-benar cepat berkembang ada pula yang membutuhkan waktu agak lama.Tidak semua anak usia dini mengalami perkembangan secara normal,banyak kendala/permasalahan di dalam perkembangannya yang di sebabkan oleh beberapa faktor.
2.      Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6 tahun..Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut golden age. Anak Usia Dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Anak Usia Dini belajar dengan caranya sendiri. Bila ditinjau dari hakikat anak usia dini, maka anak memiliki dua aspek perkembangan yaitu biologis dan psikologis. Pada anak usia dini terjadi perkembangan otak sebagai pusat kecerdasan terjadi sangat pesat. Selain itu, organ sensoris seperti pendengar, penglihatan, penciuman, pengecap, perabaan, dan organ keseimbangan juga berkembang pesat (Black,J. et all, 1995:Gesell, A.L. &Ames, F.1940).

B.     Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
1.      Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dan berkomunikasi mengemukakan hasil pemikirannya dan dapat mengekspresikan perasaannya. Dengan bahasa orang dapat membuka cakrawala berfikir dan mengmbangakan wawasannya. Anak-anak belajar bahasa melalui interaksi dengan lingkungannya baik lingkungan rumah,sekolah, atau masyrakat. Di sekolah anak belajar bahsa melalui interaksi dengan guru, teman sebaya dan orang dewasa lainnya. Guru atau pendidik anak usia dini perlu memahami tentang perkembangandan pengembangan bahasa anak. Menurut Ensiklopedia Indonesia (1980) bahasa adalah kumpulan kata dan aturan yang tetap di dalam menggabungkannya berupa kalimat, merupakan sistem bunyi yang melambangkan pengertian–pengertiantertentu.Menurut Fred Ebbeck (1989) bahasa dapat dimaknai sebagai suatu system tanda, baik lisan maupun tulisan merupakan system komunikasi antar manusia.Menurut Yus Badudu (1989) bahasa merupakan alat penghubung atau komunikasi antar anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan perasaan, dan keinginannya. Bahasa sebagai suatu system lambing bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Lebih lanjut menurut Broomly dalam Nurbiana Dieni dkk (2005) mendefinisikan bahasa sebagai system simbol yang teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal. Pendapat lain tentang bahasa dikemukakan oleh Eliason (1994) bahwa bahasa meliputi berbicara, menyimak,menulis dan ketrampilan membaca. Sedangkan menurut Hui Ling Chua (2003) bahasa memungkinkan anak untuk menterjemahkan pengalaman mentah ke dalam simbol-simbol yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dan berfikir.Menurut Eliason, bahasa adalah alat untuk berfikir, mengekspresikan diri dan berkomunikasi.

2.      Perkembangan Bahasa Anak
Menurut Eliason (1994) perkembangan bahasa dimulai sejak bayi dan mengandalkan perannya pada pengalaman,penguasaan dan pertumbuhan bahasa.Anak belajar bahasa sejak masa bayi sebelum belajar berbicara mereka berkomunikasi melalui tangisan, senyuman dan gerakan badan.

Belajar bahasa sangat krusial terjadi pada usia sebelum enam tahun. Oleh karena itu pendidikan Anak Usia Dini merupakan wahana yang sangat penting dalam mengembangkan bahasa anak sehingga kondisi ini bisa memfasilitasi pengembangan ketrampilan berbahasa pada anak usia dini. Anak memperoleh bahasa dari lingkungan keluarga dan lingkungan tetangga. Dengan kosa kata yang mereka miliki pertumbuhan kosa kata anak akan tumbuh dengan cepat seperti dikemukan oleh Sroufe(1996) pertumbuhan kosa kata anak akan lebihcepat setelah mereka mulai berbicara.
C.    Aspek-aspek perkembangan bahasa anak usia dini
Anak usiadini berada dalam fase perkembangan bahasa secara ekspresif. Hal ini berarti bahwa anak telah dapat mengungkapkan keinginananya, penolakannya, maupun pendapatnya dengan menggunakan bahasa lisan. Bahasa lisan sudah dapat di gunakan anak sebagai alat berkomunikasi. Aspek-aspek yang berkaitan dengan perkembangan bahasa anak tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kosa kata
Seiring dengan perkembangan anak dan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya, kosa kata anak berkembang dengan pesat.
2. Sintaksis (tata bahasa)
Walaupun anak belum mempelajari tata bahasa, akan tetapi melalui contoh-contoh berbahasa yang di dengar dan di lihat anak di lingkungannya, anak telah dapat menggunakan bahasa lisan dengan susunana kalimat yang baik. Misalnya: “Rita memberi makan kucing” bukan “kucing Rita makan memberi”.
3.  Semantik
Semantik maksudnya penggunaan kata sesuai dengan tujuannya. Anak di taman kanak-kanak sudah dapat mengekspresikan keinginan, penolakan dan pendapatnya dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang tepat. Misalnya: “tidak mau” untuk menyatakan penolakan.
4.   Fonem (satuan bunyi terkecil yang membedakan kata)
Anak di taman kanak-kanak sudah memilki kemampuan untuk merangkaikan bunyi yang di dengarnya menjadi satu kata yang mengandung arti. Misalnya: i.b.u menjadi ibu.
D.    Prinsip perkembangan bahasa anak usia dini
Sesuai dengan pendapat Vigotsky tentang prinsip zone of proximal yaitu zona yang berkaitan dengan perubahab dari potensi yang di miliki oleh anak menjadi kemampuan aktual, maka prinsip-prinsip perkembangan bahsa anak usia taman kanak-kanak adalah sebagai berikut:
1.   Interaksi
Interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya, membantu anak memperluas kosa katanya dan memperoleh contoh dalam menggunakan kosa kata tersebut secara tepat.
2.   Ekspresi
Mengekspresikan kemampuan bahasa. Ekspresi kemampuan bahasa anak dapat di salurkan melalui pemberian kesempatan pada anak untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara tepat.
E.  Karakteristik kemampuan bahasa anak usiadini
1.      Karakteristik kemampuan bahasa anak usia 4 tahun
a. Terjadi perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahsa anak. Ia telah dapat menggunakan kalimat dengan baik dan benar.
b. Telah menguasai 90% dari fonem dan sintaksis bahasa yang di gunakannya.
c.  Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut.
2.      Karakteristik kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun
a. Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2500 kosa kata
b. Lingkup kosa kata yang dapat di ucapkan anak menyangkut: warna, ukuran, bentuk, rasa, bau, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan, jarak, permukaan (kasar halus)
c. Anak usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar yang baik.
d. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut.
e. Percakapan yang di lakukan oleh anak usia 5-6 tahun telah menyangkut berbagai komentarnya terhadap apa yang di lakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain, serta apa yang di lihatnya. Anak pada usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan ekspresi diri,menulis, membaca dan bahkan berpuisi.
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Pengenalan bahasa yang lebih dini dibutuhkan untuk memperoleh ketrampilan bahasa yang baik Dalam bukunya “Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja” Syamsu Yusuf mengatakan bahwa perkembangan bahasa dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu: faktor kesehatan, intelegensi, statsus sosial ekonomi, jenis kelamin, dan hubungan keluarga.Secara rinci dapat diidentifikasi sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu:
1.  Kognisi (Proses memperoleh pengetahuan )
Tinggi rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat lambatnya perkembangan bahasa individu. Ini relevan dengan pembahasan sebelumnya bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pikiran dengan bahasa seseorang.
2.  Pola komunikasi dalam keluarga
Dalam suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah akan mempercepatperkembangan bahasa keluarganya.     
3.   Jumlah keluarga
Suatu keluarga yang memiliki banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi komunikasi yang bervariasi dibandingkan dengan yang hanya memiliki anak tunggal dan tidak ada anggota lain selain keluarga inti.
4.   Posisi urutan kelahiran
Perkembangan bahasa anak yang posisi kelahirannya di tengah akan lebih cepat ketimbang anak sulung atau anak bungsu. Hal ini disebabkan anak sulung memiliki arah komunikasi ke bawah saja dan anak bungsu hanya memiliki arah komunikasi ke atas saja.
5.   Kewibahasaan (Pemakaian dua bahasa)
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu atau lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya menggunakan satu bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara bervariasi. Misalnya, di dalam rumah dia menggunakan bahasa sunda dan di luar rumah dia menggunakan bahasa Indonesia.


BAB III
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI

A.    PENGERTIAN EMOSI
                         Emosi sebagai perpaduan dari beberapa perasaan yang mempunyai intensitas yang relatif tinggi dan menimbulkan suatu gejolak suasana batin. Seperti halnya perasaan, emosi juga membentuk suatu kontinum, bergerak dari emosi positif hingga yang bersifat negatif.
Emosi sebagai pengalaman efektif yang disertai penyesuaian diri dalam diri individu tentang keadaaan mental dan fisik, dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Dengan demikian, dapat dipahamibahw aemosi adalah peraan batin seseorang, baik berupa pergolakan pikiran, nafsu, keadaan mental dan fisik yang dapat muncul atau termanifertasi ke dalam bentuk-bentuk atau gejala-gejala seperti takut, cemas, marah, kesal, iri, cemburu, senang, kasih sayang, dan ingin tahu.    
B.     KARAKTERISTIK EMOSI ANAK
                    Karasteristik emosi anak usia dini yang sering terlihat seperti emosi anak berlangsung singkat lalu tiba-tiba berhenti. Emosi anak usia dini sifatnya mendalam, tetapi mudah berganti, dan selain sifatnya terbuka juga lebih sering terjadi. Sebagai contoh, anak kalau sedang marah dia akan menangis keras atau berteriak-teriak, tetapi kalau kemauannya dituruti atau terpenuhi, maka tiba-tiba tangisannya berhenti dan biasanya langsung tertawa.
C.    PERILAKU EMOSIONAL ANAK USIA DINI
Adapun yang dimaksud perilaku emosional ialah reaksi yang terorganisasi dan muncul terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan, tujuan, ketertarikan, dan minat individu. Perilaku emosional ini tampak sebagai akibat dari emosi seseorang. Emosi terlihat dari reaksi fisiologis, perasaan dan oerubahan perilaku yang tampak. Aspek emosional dari suatu perilaku pada umumnya selalu melibatkan tiga aspek ini. Di mana dari ketiga aspek emosional (reaksi fisiologis, perasaan, dan perubahan perilaku yang tampak), tidak mungkin dapat diubah atau dipengaruhi atau diperbaiki oleh aspek fisiologis, karena proses fisiologis yang terjadi pada organism secra mekanis. Emosi pada tahap anak usia dini lebih terperinci dan didefferensiasi dan anak cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka. 
Karasteristik emosi pada anak usia dini di tandai dengan berbagai ciri,  misalnya emosi anak bersifat sementara dan lekas berubah. Jika anak bertengkar dan saling mencaci maki pada pagi atau siang hari, mak pada sore hari terhalang beberapa jam mereka sudah baikandan main bersama lagi. Berbeda dengan orang dewasa, sekali berseteru akan meleket lama bisa berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun, bahkan sampai meninggal dunia belum berubah masih tetap bersitegang.
Ciri lainnya dari perilaku emosional anak ialah reksi kuat dan spontan terhadap situasi yang menimbulkan rasa senang atau tidak senang. Anak akan mengutarakan perasaan, keadaan, dan informasi yang mereka terima apa adanya, tidak ditutup-tutupi.
Keterampilan emosional anak usia 3-4 tahun yaitu sebagai berikut: memilih teman bermain, memulai interaksi sosial dengan anak lain,berbagi makanan, memintah izin untuk memakai benda orang lain: mengekpresikan sejumlahemosi melalui tindakan, kata-kata ekspresi wajah, menunggu atau menunda keinginan selama lima menit menikmati kedekatan sementara dengan salah satu  teman, menunjukkan kebanggaan terhadap keberhasilannya, dapat membuatkarena imajinasi terdominan, dan memecahkan masalah dengan teman sekelas melalui proses pergantian, persuai, dan negoisasi.
D.    KARASTERISTIK PERKEMBANGAN  EMOSIONAL ANAK USIA DINI.
Ciri Emosional Anak Usia Dini
     Anak prasekolah cenderungmengekpresikan emosinya dengan bebas san terbuka. Sikap marah sering terjadi. Mereka sering memperebutkan perhahian guru. Emosi yang tinggi pada umumnya disebabkan oleh masalah psikologis dibanding masalah fisiologi. Orang tua hanya memperbolehkan anak mekakukan beberapa hal, padahal anak merasa mampu malakukan lebih banyak lagi. Di samping itu, anak menjadi marah bila tidak dapat melakukan sesuatu yang di anggap dapat dilakukan dengan mudah.

E.     FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK
      Secara garis besarnya terdapat dua faktor yang memengaruhi proses perkembangan yang optimal bagi seorang anak, yaitu faktor internal (dalam) dan eksternal (luar). Faktor internal ialah faktor-faktor yang yang terdapat dalam diri anak itu sendiri, baik yang berupa bawaan maupun yang diperoleh dari pengalaman anak. faktor internal ini meliputi: (a) hal-hal yang diturunkan dari dari orang tua; (b) unsur berpikir dan kemamouan intelektual: (c) keadaan kelenjar zat-zat dalam tubuh (unsur hormonal); dan (d) emosi dan sifat-sifat (temperamen) tertentu.
     Adapun faktor eksternal atau faktor luar ialah faktor-faktor yang diperoleh anak dari luar dirinya, seperti faktor keluarga, faktor gizi, budaya, dan teman bermain atau teman sekolah. Kelurga sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian anak sikap dan kebiasaan keluarga dakam mengasuh anak mendidik anak, hubungan orang tuadengan anak, dan hubungan antara anggota keluarga. Keluarga yang proses pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Seperti hubungan keluarga antara bapak dan ibu yang tidak harmonis, sering bertengkar di depan anak,perlakuan kasarterhadap anak, terlalu ketat dan mengekang kebebasan anak, kesemuanya akan sangat memengaruhi perkembangan kepribadian  anak.
F.     ASPEK PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK
Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak bisa berbeda-beda, nemun demikian ada patokan umur tentang kemampuan apa saja yang perlu dicapai seorang anak pada umur tertentu. Adanya patokan ini dimaksudkan agar anak yang belum mencapai tahap kemampuan tertentu ini perlu dilatih berbagai kemampuan  untuk dapat mencapai perkembangan yang optimal. Dalam buku pedoman deteksi dini tumbuh kembang balita yang diterbitkan Departemen Kesehatan RI tahun 1994, dijelaskan ada empat aspek tumbuh kembang yang perlu dibina dalam menghadapi masa depan anak yang cemerlang sebagai berikut:
1.      Perkembangan Kemampuan Gerak Kasar
     Yang disebut dengan gerakan kasar, bila gerakan yang dilakukan melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar. Misalnya, gerakan membalik dan telungkup menjadi telentang atau sebaliknya. Contoh lainnya yang termasuk gerakan kasar ini adalah gerakan berjalan, berlari, dan melompat.
2.      Perkembangan Kemampuan Gerak Halus
     Disebut gerakan halus, bila hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, karena itu tidak begitu memerkan tenaga. Nemun begitu, gerakan halus ini memerlukan koordinasi yang cermat. Contoh gerakan halus yaitu: (a) gerakan mengambil suatu benda dengan hanya menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan (b) gerakan memasukkan benda kecil kedalam lubang (c) merobek kertas kecil-kecil, dan lain-lain.
3.      Perkembangan Kemampuan Bicara, Bahasa, dan Kecerdasan
     Kemampuan komunikasi merupakan kunci utama anak dapat bergaul dengan sesamanya. Sebagai makhluk sosial, tentu komunikasi ini tidak dapat dilepaskan begitu saja, agar satu nama lain saling memahami dan mengerti sehingga terjalin interaksi dan hubungan yang harmonis di antara bersama.
Pada masa bayi dan balita, kemampuan berkomunikasi secara aktif belum dapat dilakuakan, ia lebih mengandalkan perasaan dan keinginannya melalui tangisan dan gerakan. Orang lain atau orang tua sudah dapat memahami bahasa tubuh dan keinginan anak ini karena pengalaman dan kebiasaan yang terys-menerus. Begitu juga, bayi dapat mengerti ucap[an-ucapan atau bahasa orang tua yang ditunjukan kepadanya, yakni terlihat dari respons yang dimunculkan oleh bayi yang berupa senyum atau gerakan tangan dan bahasa tubuhnya.
     Komunikasi aktif dan komunikasi pasif perlu dikembangkan secara tertahap. Anak perlu dilatih untuk mau dan mampu berkomunikasi (berbicara, mengungkapkan kalimat-kalimat, menyanyi dan bentuk ungkapan lisan lainnya) dan berkomunikasi pasif ( anak mengerti orang lain). Pada balita, kemampuan berpikir mula-mula berkembang melalui lelima inderannya, misalnya melihat warna-warni, mendengar suatu atau bunyi-bunyian, dan mengenal rasa. Melalui kata-kata yang didengar dan diajarkan, ia mengerti bahwa segala sesuatu itu ada namanya.
4.      Perkembangan Kemampuan Bergaul dan Mandiri
     Pada awal kehidupannya, seorang anak bergantung pada orang lain dalam hal pemenuhan kebutuhannya. Orang tua melatih usaha mandiri anak, mula-mula hal menolong kebutuhan anak itu sendiri dalam keperluan sehari-hari, misalnya makan, minum, buang air kecil dan besar, dan berpakaian. Kemampuan-kemampuan ini makin ditingkatkan sesuia dengan bertambahnya usia. Anak perlu berteman, luas pergaulan perlu dikembangkan pula, dan anak perlu diajarkan tentang aturan-aturan disiplin, sopan santun, dan sebagainya agar tidak canggung dalam memasuki lingkungan baru. 
G.    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EMOSI
·         Faktor Maturasi
Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan untuk memahami makna yang sebelumnya tidak dipahami, memperlihatkan rangsangan dalam jangka waktu yang telah lama, dan memutuskan ketegangan emosi dalam satu obyek. Demikian pula kemampuan mengingat dan menduga mempengaruhi reaksi emosional. Dengan demikian anak-anak menjadi reaktif terhadap rangsangan yang tadinya tidak mempengaruhi mereka pada usia yang lebih muda (Ahmasi, 1990: 88).
Perkembangan kelenjer endokrin perlu untuk mematangkan perilaku emosional. Bayi secara relatif kekurangan produksi kelenjar endokrin yang diperlukan untuk menopang rekasi fisiologi terhadap sters. Kelenjar adrenalin memainkan peran utama pada emosional mengecil secara tajam segera setelah bayi lahir. Tidak lama kemudian kelenjar itu mulai membesar lagi, dan membesar dengan pesat sampai anak berusia lima tahun, pembesarannya melambat pada usia 5 dan usia 11 tahun, dan membesar lebih pesat lagi sampai anak berusia 16 tahun pada usia 16 tahun kelenjar tersebut mencapai kembali ukuran semula seperti pada saat anak lahir.
·         faktor Belajar
Ada beberapa metode yang menunjang perkembangan emosi anak, antara lain:
·         Tiral and error learning; anak  belajar secara coba-coba untuk mengekspresikan emosi dalam bentuk perilaku yang memberikan pemuasan terbesar kepadanya dan menolak perilaku yang memberikan pemuasan sedikit atau sama sekali tidak memberikan pemuasan.
·         Leraning by initation, belajar dengan cara meniru sekaligus mempengaruhi aspek rangsangan dan aspek reaksi.
·         Learning by identification, belajar dengan cara menidentifikasi diri sama dengan belajar menirukan.
·         Conditioning; dalam metode ini obyek dan situasi yang pada umumnya gagal memancing reaksi emosional kemudian dapat berhasil dengan cara asosiasi.
·         Traning; pelatihan atau belajar dengan bimbingan dan pengawasan, terbatas pada aspek reaksi
H.    FUNGSI EMOSI
Setelah kita mengetahui apa dan bagaimana mekanisme terjadinya emosi pada individu, selanjutnya kita akan membahas tentang fungsi atau peranan emosi pada perkembangan anak. Fungsi dan peranan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1.  Merupakan bentuk komunikasi seingga anak dapat menyatakan segala kebutuhan dan perasaannya pada orang lain. Contoh; anak yang merasakan sakit atau marah biasanya mengekspresikan emosinya dengan menangis. Menangis ini merupakanbentuk komunikasi anak dengan lingkungannya pada saat ia belum mampu mengutarakan perasaannya dalam bentuk bahasa verbal.
  2.  Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya, antara lain sebagai berikut.
a. Tingkah laku emosi anak yang ditampilkan merupakan sumber penilaian lingkungan sosial terhadap dirinya. Penilaian lingkungan sosial ini akan menjadi dasar individu dalam menilai dirinya sendiri. Contoh; jika seorang anak sering mengekspresikan ketidaknyamannya dengan menangis, lingkungan sosialnya akan menilai ia sebagai anak yang “cengeng”.
b. Emosi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dapat mempengaruhi interaksi sosial anak melalui reaksi-reaksi yang ditampilkan lingkungannya.  Melalui reaksi lingkungan sosial anak dapat belajar untuk membentuk tingkah laku emosi yang dapat diterima lingkungannya. Jika anak melemparkan mainannya saat marah, reaksi yang muncul dari lingkungannya adalah kurang menyukai atau menolaknya.
c.    Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan, Artinya jika ada yang ditampilkan dapat menentukan iklim psikologis lingkungan. Artinya jika ada seorang  anak yang pemarah dalam suatu kelompok, maka dapat mempengaruhi kondisi psikologis lingkungannya saat itu.
d.    Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi satu kebiasaan. Artinya jika seorang anak yang ramah dan suka menolong merasa senang dengan perilakunya tersebut dan lingkungan pun menyukainya maka anak akan melakukan perbuatan tersebut berulang-ulang hingga akhirnya menjadi kebiasaan.
e.  Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat atau mengganggu aktivitas motirik dan mental anak. Seorang anak yang mengalami stress atau ketakutan menghadapi suatu situasi. Dapat menghambat anak tersebut untuk melakukan aktivitas. Misalnya, seorang anak akan menolak bermain finger painting karena takut akan mengotori bajunya dan dimarahi orang tua. Aktivitas finger panting ini sangat baik untuk melatih motorik halus dan indra perabaannya.
I.   JENIS EMOSI
  1.    Gembira
Setiap orang pada berbagai usia mengenal perasaan yang menyenangkan. Pada umumnya perasaan gembira dan senang diekspresikan dengan tersenyum, atau tertawa. Dengan perasaan menyenangkan seseorang dapat merasakan cinta, dan kepercayaan diri.
  2.    Marah
Emosi marah terjadi pada saat individu merasa dihambat, frustasi karena tidak mencapai yang diinginkan, dicerca orang, diganggu atau dihadapkan pada suatu tuntutan yang berlawanan dengan keinginannya. Perasaan marah ini membuat orang seperti ingin menyerang ”musuhnya”. Kemarahan membuat individu sangat bertenaga dan impulsif , ia membuat kencang dan wajah merah.
  3.   Takut
Perasaan takut merupakan bentuk emosi yang menunjukkan adanya bahaya. Menurut Helen Ross perasaan takut adalah suatu perasaan yang hakiki dan erat hubungannya dengan upaya mempertahankan diri. Perasaan takut ditandai oleh perubahan fisiologis, seperti mata melebar, berhati-hati, berhenti bergerak, badan gemetar, menangis, bersembunyi, melarikan diri atau berlindung di belakang punggung oranglain.
  4.     Sedih
Dalam kehidupan individu akan merasa sedih pada saat ia berpisah dari yang lain, terutama berpisah dengan orang-orang yang dicintainya. Perasaan terasing, ditinggalkan, ditolak, atau tidak diperhatikan dapt membuat individu bersedih. Stewart at all mengungkapkan bahwa ekspresi kesedihan individu biasanya ditandai dengan alis dan kening mengkerut ke atas dan mendalam, kelopak mata ditarik ke atas, ujung mulut ditarik ke bawah, serta dagu diangkat pada pusat bibir bagian bawah.
Dari keempat emosi dasar ini dapt berkembang menjadi berbagai macam emosi, yang diklasifikasikan ke dalam kelompok emosi positif dan emosi negatif.
Emosi positif
Emosi Negatif
  Eagerness (rela)
  Humour (lucu)
  Joy (kegembiraan)
  Pleasure (kesenangan)
  Curiosity (rasa ingin tahu)
  Happiness(kebahagiaan)
  Delight (kesukaan)
  Love (rasa cinta)
  Excitement (ketertarikan)
  Impatience (tidak sabar)
 Uncertainty (kebimbangan)
  Anger (marah)
  Suspicion (kecurigaan)
  Anxiety (rasa cemas)
  Guilt (rasa bersalah)
  Jelousy (rasa cemburu)
  Annoyance (rasa jengkel)
  Fear (rasa takut)
  Depression (depresi)
  Sadness (Kesedihan)
  Hate (rasa benci)
Kita dapat merasakan emosi-emosi ini dengan kuat dan dapat diperlihatkan dalam berbagai tampilan fisik. Misalnya jika merasa bahagia maka kita dapat tertawa keras dan lepas, atau jika merasa takut maka kita akan berteriak. Proses pengekspresian emosi ini memang dipengaruhi oleh lingkungannya. Adakalanya suatu lingkungn yang menerima anggotanya jika tertawa terbahak-bahak, namun adapula lingkungan yang menolak.

J..           TUGAS PERKEMBANGAN EMOSI
Tugas perkembangan sosial emosional anak berusia 3-5 tahun adalah sebagai berikut:
  1.           Anak usia 3 tahun diharapkan dapat:
  Memilih teman bermain
  Memulai interaksi sosial dengan anak lain
  Berbagi mainan, bahan ajar atau makanan
  2.           Anak usia 3 tahun, 6 bulan diharapkan dapat:
  Menunggu atau menunda keinginan selama 5 menit
  Menikmati kedekatan sementara dengan salah satu teman bermain
  3.           Anak usia 4 tahun diharapkan dapat:
  Menunjukkan kebanggan terhadap keberhasilan
  Membuat sesuatu karena imajinasi yang dominan
  4.           Anak usia 4 tahun, 6 bulan diharapkan dapat:
  Menunjukkan rasa percaya diri
  Menceritakan kejadian yang baru berlalu
  Lebih disukai ditemani teman sebaya dibanding orang dewasa
  Menggunakan barang milik orang dengan hati-hati
  5.           Anak usia 5 tahun diharapkan dapat:
  Memiliki beberapa kawan, mungkin satu sahabat
  Memuji, memberi semangat, atau menolong anak lain
  6.           Anak usia 5 tahun, 6 bulan diharapkan dapat:
  Mencari kemandirian lebih banyak
  Sering kali puas, menikmati berhubungan dengan anak lain meski pada saat krisis muncul
  Berteman secara mandiri.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment