Perkembangan bahasa dan emosional
anak usia dini
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung
seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi
dan kemandirian. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain,
menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang berurutan dan mempunyai pola yang tetap.Perkembangan tersebut meliputi perkembangan Fisik,Intelektual,Bahasa,Sosial-Emosional.Seorang anak pada usia dini dari hari ke hari akan mengalami perkembangan,perkembangan tersebut berlangsung secara cepat dan sangat berpengaruh terhadap perkembangannya selanjutnya.Namun
tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang
benar-benar cepat berkembang ada pula yang membutuhkan waktu agak lama.Tidak
semua anak usia dini mengalami perkembangan secara normal,banyak
kendala/permasalahan di dalam perkembangannya yang di sebabkan oleh beberapa
faktor.menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang berurutan dan mempunyai pola yang tetap.Perkembangan tersebut meliputi perkembangan Fisik,Intelektual,Bahasa,Sosial-Emosional.Seorang anak pada usia dini dari hari ke hari akan mengalami perkembangan,perkembangan tersebut berlangsung secara cepat dan sangat berpengaruh terhadap perkembangannya selanjutnya.Namun
B.
Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas berkaitan
dengan Perkembangan Bahasa dan Emosional Anak Usia Dini adalah sebagai berikut
:
1.
Apa yang
dimaksud dengan Pengertian Usia Dini?
2.
Apa yang di maksud
dengan perkembangan Bahasa dan
Emosional anak?
3.
Apakah Aspek
Perkembangan Bahasa dan Emosional Anak Usia Dini?
4.
Apa Sajakah Prinsip Perkembangan
Bahasa Anak?
5.
Apa sajakah
Karasteristik Perkembangan Bahasa dan Emosional Anak Usia Dini?
6.
Apakah
Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Bahasa dan Emosional Anak?
7.
Apakah Fungsi dan Jenis
Perkembangan Emosional?
8.
Apa Tugas Perkembangan Emosional?
C.
Tujuan
Tujuan dari
pembahasan makalah ini adalah agar kita bisa lebih mengenal tentang Perkembangan
Bahasa dan Emosional Anak Usia Dini, sehingga dalam proses mempelajarinya kita
tidak menemukan kesulitan.
BAB II
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN
BAHASA ANAK USIA DINI
A.
Pengertian Perkembangan
Anak Usia Dini
1.
Pengertian
Perkembangan
Perkembangan
merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar,
gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri
perktumbuhan dan perkembangan anak antara lain, menimbulkan perubahan,
berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang berurutan dan mempunyai
pola yang tetap.Perkembangan tersebut meliputi perkembangan
Fisik,Intelektual,Bahasa,Sosial-Emosional.Seorang anak pada usia dini dari hari
ke hari akan mengalami perkembangan,perkembangan tersebut berlangsung secara
cepat dan sangat berpengaruh terhadap perkembangannya selanjutnya.Namun
tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang benar-benar cepat
berkembang ada pula yang membutuhkan waktu agak lama.Tidak semua anak usia dini
mengalami perkembangan secara normal,banyak kendala/permasalahan di dalam
perkembangannya yang di sebabkan oleh beberapa faktor.
2.
Pengertian Anak
Usia Dini
Anak usia dini
merupakan anak yang berada pada usia 0-6 tahun..Usia dini merupakan usia yang
sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut golden age. Anak Usia
Dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik
fisik maupun mental. Anak Usia Dini belajar dengan caranya sendiri. Bila
ditinjau dari hakikat anak usia dini, maka anak memiliki dua aspek perkembangan
yaitu biologis dan psikologis. Pada anak usia dini terjadi perkembangan otak sebagai
pusat kecerdasan terjadi sangat pesat. Selain itu, organ sensoris seperti
pendengar, penglihatan, penciuman, pengecap, perabaan, dan organ keseimbangan
juga berkembang pesat (Black,J. et all, 1995:Gesell, A.L. &Ames, F.1940).
B.
Perkembangan
Bahasa Anak Usia Dini
1. Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan
alat untuk berkomunikasi. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dan
berkomunikasi mengemukakan hasil pemikirannya dan dapat mengekspresikan
perasaannya. Dengan bahasa orang dapat membuka cakrawala berfikir dan
mengmbangakan wawasannya. Anak-anak belajar bahasa melalui interaksi dengan
lingkungannya baik lingkungan rumah,sekolah, atau masyrakat. Di sekolah anak
belajar bahsa melalui interaksi dengan guru, teman sebaya dan orang dewasa
lainnya. Guru atau pendidik anak usia dini perlu memahami tentang
perkembangandan pengembangan bahasa anak. Menurut Ensiklopedia Indonesia (1980)
bahasa adalah kumpulan kata dan aturan yang tetap di dalam menggabungkannya
berupa kalimat, merupakan sistem bunyi yang melambangkan pengertian–pengertiantertentu.Menurut
Fred Ebbeck (1989) bahasa dapat dimaknai sebagai suatu system tanda, baik lisan
maupun tulisan merupakan system komunikasi antar manusia.Menurut Yus Badudu
(1989) bahasa merupakan alat penghubung atau komunikasi antar anggota
masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan perasaan, dan
keinginannya. Bahasa sebagai suatu system lambing bekerja sama, berinteraksi,
dan mengidentifikasikan diri. Lebih lanjut menurut Broomly dalam Nurbiana Dieni
dkk (2005) mendefinisikan bahasa sebagai system simbol yang teratur untuk
mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol
visual maupun verbal. Pendapat lain tentang bahasa dikemukakan oleh Eliason (1994) bahwa bahasa
meliputi berbicara, menyimak,menulis dan ketrampilan membaca. Sedangkan menurut
Hui Ling Chua (2003) bahasa memungkinkan anak untuk menterjemahkan pengalaman
mentah ke dalam simbol-simbol yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dan
berfikir.Menurut Eliason, bahasa adalah alat untuk berfikir, mengekspresikan
diri dan berkomunikasi.
2.
Perkembangan
Bahasa Anak
Menurut Eliason
(1994) perkembangan bahasa dimulai sejak bayi dan mengandalkan perannya pada
pengalaman,penguasaan dan pertumbuhan bahasa.Anak belajar bahasa sejak masa
bayi sebelum belajar berbicara mereka berkomunikasi melalui tangisan, senyuman
dan gerakan badan.
Belajar bahasa sangat krusial terjadi pada usia sebelum enam tahun. Oleh karena
itu pendidikan Anak Usia Dini merupakan wahana yang sangat penting dalam mengembangkan
bahasa anak sehingga kondisi ini bisa memfasilitasi pengembangan ketrampilan
berbahasa pada anak usia dini. Anak memperoleh bahasa dari lingkungan keluarga
dan lingkungan tetangga. Dengan kosa kata yang mereka miliki pertumbuhan kosa
kata anak akan tumbuh dengan cepat seperti dikemukan oleh Sroufe(1996)
pertumbuhan kosa kata anak akan lebihcepat setelah mereka mulai berbicara.
C. Aspek-aspek
perkembangan bahasa anak usia dini
Anak usiadini berada dalam fase
perkembangan bahasa secara ekspresif. Hal ini berarti bahwa anak telah dapat
mengungkapkan keinginananya, penolakannya, maupun pendapatnya dengan
menggunakan bahasa lisan. Bahasa lisan sudah dapat di gunakan anak sebagai alat
berkomunikasi. Aspek-aspek yang berkaitan dengan perkembangan bahasa anak
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kosa kata
Seiring dengan perkembangan anak dan
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya, kosa kata anak berkembang
dengan pesat.
2. Sintaksis (tata bahasa)
Walaupun anak belum mempelajari tata
bahasa, akan tetapi melalui contoh-contoh berbahasa yang di dengar dan di lihat
anak di lingkungannya, anak telah dapat menggunakan bahasa lisan dengan
susunana kalimat yang baik. Misalnya: “Rita memberi makan kucing” bukan “kucing
Rita makan memberi”.
3. Semantik
Semantik maksudnya penggunaan kata sesuai
dengan tujuannya. Anak di taman kanak-kanak sudah dapat mengekspresikan
keinginan, penolakan dan pendapatnya dengan menggunakan kata-kata dan kalimat
yang tepat. Misalnya: “tidak mau” untuk menyatakan penolakan.
4. Fonem (satuan bunyi
terkecil yang membedakan kata)
Anak di taman kanak-kanak sudah memilki
kemampuan untuk merangkaikan bunyi yang di dengarnya menjadi satu kata yang
mengandung arti. Misalnya: i.b.u menjadi ibu.
D. Prinsip
perkembangan bahasa anak usia dini
Sesuai dengan pendapat Vigotsky tentang prinsip zone of proximal yaitu
zona yang berkaitan dengan perubahab dari potensi yang di miliki oleh anak
menjadi kemampuan aktual, maka prinsip-prinsip perkembangan bahsa anak usia
taman kanak-kanak adalah sebagai berikut:
1. Interaksi
Interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya, membantu anak memperluas kosa
katanya dan memperoleh contoh dalam menggunakan kosa kata tersebut secara
tepat.
2. Ekspresi
Mengekspresikan kemampuan bahasa. Ekspresi kemampuan bahasa anak dapat di
salurkan melalui pemberian kesempatan pada anak untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaannya secara tepat.
E. Karakteristik kemampuan bahasa anak usiadini
1. Karakteristik kemampuan bahasa anak usia
4 tahun
a. Terjadi perkembangan yang cepat
dalam kemampuan bahsa anak. Ia telah dapat menggunakan kalimat dengan baik dan
benar.
b. Telah menguasai 90% dari fonem dan sintaksis bahasa yang di
gunakannya.
c. Dapat berpartisipasi dalam
suatu percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan orang lain berbicara dan
menanggapi pembicaraan tersebut.
2.
Karakteristik kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun
a. Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2500 kosa kata
b. Lingkup kosa kata yang dapat di
ucapkan anak menyangkut: warna, ukuran, bentuk, rasa, bau, keindahan,
kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan, jarak, permukaan (kasar halus)
c. Anak usia 5-6 tahun sudah dapat
melakukan peran sebagai pendengar yang baik.
d. Dapat berpartisipasi dalam suatu
percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi
pembicaraan tersebut.
e. Percakapan yang di lakukan oleh
anak usia 5-6 tahun telah menyangkut berbagai komentarnya terhadap apa yang di
lakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain, serta apa yang di lihatnya. Anak
pada usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan ekspresi diri,menulis, membaca dan
bahkan berpuisi.
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Pengenalan bahasa yang lebih dini dibutuhkan untuk memperoleh ketrampilan
bahasa yang baik Dalam bukunya “Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja” Syamsu
Yusuf mengatakan bahwa perkembangan bahasa dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu:
faktor kesehatan, intelegensi, statsus sosial ekonomi, jenis kelamin, dan
hubungan keluarga.Secara rinci dapat diidentifikasi sejumlah faktor yang
mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu:
1. Kognisi
(Proses memperoleh pengetahuan )
Tinggi rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat
lambatnya perkembangan bahasa individu. Ini relevan dengan pembahasan
sebelumnya bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pikiran dengan bahasa
seseorang.
2. Pola
komunikasi dalam keluarga
Dalam suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah akan mempercepatperkembangan
bahasa keluarganya.
3. Jumlah
keluarga
Suatu keluarga yang memiliki banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa
anak lebih cepat, karena terjadi komunikasi yang bervariasi dibandingkan dengan
yang hanya memiliki anak tunggal dan tidak ada anggota lain selain keluarga
inti.
4. Posisi
urutan kelahiran
Perkembangan bahasa anak yang posisi
kelahirannya di tengah akan lebih cepat ketimbang anak sulung atau anak bungsu.
Hal ini disebabkan anak sulung memiliki arah komunikasi ke bawah saja dan anak
bungsu hanya memiliki arah komunikasi ke atas saja.
5. Kewibahasaan
(Pemakaian dua bahasa)
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari
satu atau lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang yang
hanya menggunakan satu bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa
secara bervariasi. Misalnya, di dalam rumah dia menggunakan bahasa sunda dan di
luar rumah dia menggunakan bahasa Indonesia.
BAB III
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN
EMOSIONAL ANAK USIA DINI
A.
PENGERTIAN EMOSI
Emosi sebagai perpaduan dari beberapa
perasaan yang mempunyai intensitas yang relatif tinggi dan menimbulkan suatu
gejolak suasana batin. Seperti halnya perasaan, emosi juga membentuk suatu
kontinum, bergerak dari emosi positif hingga yang bersifat negatif.
Emosi sebagai pengalaman efektif yang
disertai penyesuaian diri dalam diri individu tentang keadaaan mental dan
fisik, dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Dengan demikian, dapat
dipahamibahw aemosi adalah peraan batin seseorang, baik berupa pergolakan
pikiran, nafsu, keadaan mental dan fisik yang dapat muncul atau termanifertasi
ke dalam bentuk-bentuk atau gejala-gejala seperti takut, cemas, marah, kesal,
iri, cemburu, senang, kasih sayang, dan ingin tahu.
B.
KARAKTERISTIK EMOSI ANAK
Karasteristik
emosi anak usia dini yang sering terlihat seperti emosi anak berlangsung
singkat lalu tiba-tiba berhenti. Emosi anak usia dini sifatnya mendalam, tetapi
mudah berganti, dan selain sifatnya terbuka juga lebih sering terjadi. Sebagai
contoh, anak kalau sedang marah dia akan menangis keras atau berteriak-teriak,
tetapi kalau kemauannya dituruti atau terpenuhi, maka tiba-tiba tangisannya
berhenti dan biasanya langsung tertawa.
C.
PERILAKU EMOSIONAL ANAK USIA DINI
Adapun yang dimaksud perilaku
emosional ialah reaksi yang terorganisasi dan muncul terhadap hal-hal yang
berhubungan dengan kebutuhan, tujuan, ketertarikan, dan minat individu.
Perilaku emosional ini tampak sebagai akibat dari emosi seseorang. Emosi
terlihat dari reaksi fisiologis, perasaan dan oerubahan perilaku yang tampak.
Aspek emosional dari suatu perilaku pada umumnya selalu melibatkan tiga aspek
ini. Di mana dari ketiga aspek emosional (reaksi fisiologis, perasaan, dan
perubahan perilaku yang tampak), tidak mungkin dapat diubah atau dipengaruhi
atau diperbaiki oleh aspek fisiologis, karena proses fisiologis yang terjadi
pada organism secra mekanis. Emosi pada tahap anak usia dini lebih terperinci
dan didefferensiasi dan anak cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas
dan terbuka.
Karasteristik emosi pada anak
usia dini di tandai dengan berbagai ciri,
misalnya emosi anak bersifat sementara dan lekas berubah. Jika anak
bertengkar dan saling mencaci maki pada pagi atau siang hari, mak pada sore
hari terhalang beberapa jam mereka sudah baikandan main bersama lagi. Berbeda
dengan orang dewasa, sekali berseteru akan meleket lama bisa berhari-hari,
berbulan-bulan, bertahun-tahun, bahkan sampai meninggal dunia belum berubah
masih tetap bersitegang.
Ciri lainnya dari perilaku emosional anak ialah reksi kuat dan spontan
terhadap situasi yang menimbulkan rasa senang atau tidak senang. Anak akan
mengutarakan perasaan, keadaan, dan informasi yang mereka terima apa adanya,
tidak ditutup-tutupi.
Keterampilan emosional anak usia
3-4 tahun yaitu sebagai berikut: memilih teman bermain, memulai interaksi
sosial dengan anak lain,berbagi makanan, memintah izin untuk memakai benda
orang lain: mengekpresikan sejumlahemosi melalui tindakan, kata-kata ekspresi
wajah, menunggu atau menunda keinginan selama lima menit menikmati kedekatan
sementara dengan salah satu teman,
menunjukkan kebanggaan terhadap keberhasilannya, dapat membuatkarena imajinasi
terdominan, dan memecahkan masalah dengan teman sekelas melalui proses
pergantian, persuai, dan negoisasi.
D.
KARASTERISTIK PERKEMBANGAN
EMOSIONAL ANAK USIA DINI.
Ciri Emosional Anak Usia Dini
Anak prasekolah
cenderungmengekpresikan emosinya dengan bebas san terbuka. Sikap marah sering
terjadi. Mereka sering memperebutkan perhahian guru. Emosi yang tinggi pada
umumnya disebabkan oleh masalah psikologis dibanding masalah fisiologi. Orang tua
hanya memperbolehkan anak mekakukan beberapa hal, padahal anak merasa mampu
malakukan lebih banyak lagi. Di samping itu, anak menjadi marah bila tidak
dapat melakukan sesuatu yang di anggap dapat dilakukan dengan mudah.
E.
FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK
Secara garis besarnya terdapat dua faktor yang memengaruhi proses
perkembangan yang optimal bagi seorang anak, yaitu faktor internal (dalam) dan
eksternal (luar). Faktor internal ialah faktor-faktor yang yang terdapat dalam
diri anak itu sendiri, baik yang berupa bawaan maupun yang diperoleh dari
pengalaman anak. faktor internal ini meliputi: (a) hal-hal yang diturunkan dari
dari orang tua; (b) unsur berpikir dan kemamouan intelektual: (c) keadaan
kelenjar zat-zat dalam tubuh (unsur hormonal); dan (d) emosi dan sifat-sifat
(temperamen) tertentu.
Adapun faktor eksternal atau
faktor luar ialah faktor-faktor yang diperoleh anak dari luar dirinya, seperti
faktor keluarga, faktor gizi, budaya, dan teman bermain atau teman sekolah.
Kelurga sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian anak sikap dan kebiasaan
keluarga dakam mengasuh anak mendidik anak, hubungan orang tuadengan anak, dan
hubungan antara anggota keluarga. Keluarga yang proses pertumbuhan dan
perkembangan anak secara optimal. Seperti hubungan keluarga antara bapak dan
ibu yang tidak harmonis, sering bertengkar di depan anak,perlakuan
kasarterhadap anak, terlalu ketat dan mengekang kebebasan anak, kesemuanya akan
sangat memengaruhi perkembangan kepribadian
anak.
F.
ASPEK PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK
Pencapaian suatu kemampuan pada
setiap anak bisa berbeda-beda, nemun demikian ada patokan umur tentang
kemampuan apa saja yang perlu dicapai seorang anak pada umur tertentu. Adanya
patokan ini dimaksudkan agar anak yang belum mencapai tahap kemampuan tertentu
ini perlu dilatih berbagai kemampuan
untuk dapat mencapai perkembangan yang optimal. Dalam buku pedoman
deteksi dini tumbuh kembang balita yang diterbitkan Departemen Kesehatan RI
tahun 1994, dijelaskan ada empat aspek tumbuh kembang yang perlu dibina dalam
menghadapi masa depan anak yang cemerlang sebagai berikut:
1. Perkembangan Kemampuan Gerak Kasar
Yang
disebut dengan gerakan kasar, bila gerakan yang dilakukan melibatkan sebagian
besar bagian tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh
otot-otot yang lebih besar. Misalnya, gerakan membalik dan telungkup menjadi
telentang atau sebaliknya. Contoh lainnya yang termasuk gerakan kasar ini
adalah gerakan berjalan, berlari, dan melompat.
2.
Perkembangan Kemampuan Gerak Halus
Disebut
gerakan halus, bila hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan
dilakukan otot-otot kecil, karena itu tidak begitu memerkan tenaga. Nemun
begitu, gerakan halus ini memerlukan koordinasi yang cermat. Contoh gerakan halus
yaitu: (a) gerakan mengambil suatu benda dengan hanya menggunakan ibu jari dan
telunjuk tangan (b) gerakan memasukkan benda kecil kedalam lubang (c) merobek
kertas kecil-kecil, dan lain-lain.
3.
Perkembangan Kemampuan Bicara, Bahasa, dan Kecerdasan
Kemampuan
komunikasi merupakan kunci utama anak dapat bergaul dengan sesamanya. Sebagai
makhluk sosial, tentu komunikasi ini tidak dapat dilepaskan begitu saja, agar
satu nama lain saling memahami dan mengerti sehingga terjalin interaksi dan
hubungan yang harmonis di antara bersama.
Pada masa bayi
dan balita, kemampuan berkomunikasi secara aktif belum dapat dilakuakan, ia
lebih mengandalkan perasaan dan keinginannya melalui tangisan dan gerakan.
Orang lain atau orang tua sudah dapat memahami bahasa tubuh dan keinginan anak
ini karena pengalaman dan kebiasaan yang terys-menerus. Begitu juga, bayi dapat
mengerti ucap[an-ucapan atau bahasa orang tua yang ditunjukan kepadanya, yakni
terlihat dari respons yang dimunculkan oleh bayi yang berupa senyum atau gerakan
tangan dan bahasa tubuhnya.
Komunikasi
aktif dan komunikasi pasif perlu dikembangkan secara tertahap. Anak perlu
dilatih untuk mau dan mampu berkomunikasi (berbicara, mengungkapkan
kalimat-kalimat, menyanyi dan bentuk ungkapan lisan lainnya) dan berkomunikasi
pasif ( anak mengerti orang lain). Pada balita, kemampuan berpikir mula-mula
berkembang melalui lelima inderannya, misalnya melihat warna-warni, mendengar
suatu atau bunyi-bunyian, dan mengenal rasa. Melalui kata-kata yang didengar
dan diajarkan, ia mengerti bahwa segala sesuatu itu ada namanya.
4.
Perkembangan Kemampuan Bergaul dan Mandiri
Pada awal kehidupannya, seorang
anak bergantung pada orang lain dalam hal pemenuhan kebutuhannya. Orang tua
melatih usaha mandiri anak, mula-mula hal menolong kebutuhan anak itu sendiri
dalam keperluan sehari-hari, misalnya makan, minum, buang air kecil dan besar,
dan berpakaian. Kemampuan-kemampuan ini makin ditingkatkan sesuia dengan
bertambahnya usia. Anak perlu berteman, luas pergaulan perlu dikembangkan pula,
dan anak perlu diajarkan tentang aturan-aturan disiplin, sopan santun, dan
sebagainya agar tidak canggung dalam memasuki lingkungan baru.
G.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EMOSI
·
Faktor Maturasi
Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan untuk memahami makna
yang sebelumnya tidak dipahami, memperlihatkan rangsangan dalam jangka waktu
yang telah lama, dan memutuskan ketegangan emosi dalam satu obyek. Demikian
pula kemampuan mengingat dan menduga mempengaruhi reaksi emosional. Dengan
demikian anak-anak menjadi reaktif terhadap rangsangan yang tadinya tidak
mempengaruhi mereka pada usia yang lebih muda (Ahmasi, 1990: 88).
Perkembangan kelenjer endokrin perlu untuk mematangkan perilaku
emosional. Bayi secara relatif kekurangan produksi kelenjar endokrin yang
diperlukan untuk menopang rekasi fisiologi terhadap sters. Kelenjar adrenalin
memainkan peran utama pada emosional mengecil secara tajam segera setelah bayi
lahir. Tidak lama kemudian kelenjar itu mulai membesar lagi, dan membesar
dengan pesat sampai anak berusia lima tahun, pembesarannya melambat pada usia 5
dan usia 11 tahun, dan membesar lebih pesat lagi sampai anak berusia 16 tahun
pada usia 16 tahun kelenjar tersebut mencapai kembali ukuran semula seperti
pada saat anak lahir.
·
faktor Belajar
Ada beberapa metode yang menunjang perkembangan emosi anak, antara
lain:
·
Tiral and error
learning; anak belajar secara coba-coba untuk mengekspresikan emosi dalam
bentuk perilaku yang memberikan pemuasan terbesar kepadanya dan menolak
perilaku yang memberikan pemuasan sedikit atau sama sekali tidak memberikan
pemuasan.
·
Leraning by
initation, belajar dengan cara meniru sekaligus mempengaruhi aspek rangsangan
dan aspek reaksi.
·
Learning by
identification, belajar dengan cara menidentifikasi diri sama dengan belajar
menirukan.
·
Conditioning;
dalam metode ini obyek dan situasi yang pada umumnya gagal memancing reaksi
emosional kemudian dapat berhasil dengan cara asosiasi.
·
Traning;
pelatihan atau belajar dengan bimbingan dan pengawasan, terbatas pada aspek
reaksi
H.
FUNGSI EMOSI
Setelah kita
mengetahui apa dan bagaimana mekanisme terjadinya emosi pada individu,
selanjutnya kita akan membahas tentang fungsi atau peranan emosi pada
perkembangan anak. Fungsi dan peranan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Merupakan bentuk komunikasi seingga anak dapat menyatakan
segala kebutuhan dan perasaannya pada orang lain. Contoh; anak yang merasakan
sakit atau marah biasanya mengekspresikan emosinya dengan menangis. Menangis
ini merupakanbentuk komunikasi anak dengan lingkungannya pada saat ia belum
mampu mengutarakan perasaannya dalam bentuk bahasa verbal.
2. Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian
diri anak dengan lingkungan sosialnya, antara lain sebagai berikut.
a. Tingkah laku
emosi anak yang ditampilkan merupakan sumber penilaian lingkungan sosial
terhadap dirinya. Penilaian lingkungan sosial ini akan menjadi dasar individu
dalam menilai dirinya sendiri. Contoh; jika seorang anak sering mengekspresikan
ketidaknyamannya dengan menangis, lingkungan sosialnya akan menilai ia sebagai
anak yang “cengeng”.
b. Emosi yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan dapat mempengaruhi interaksi sosial anak
melalui reaksi-reaksi yang ditampilkan lingkungannya. Melalui reaksi
lingkungan sosial anak dapat belajar untuk membentuk tingkah laku emosi yang
dapat diterima lingkungannya. Jika anak melemparkan mainannya saat marah,
reaksi yang muncul dari lingkungannya adalah kurang menyukai atau menolaknya.
c.
Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan, Artinya
jika ada yang ditampilkan dapat menentukan iklim psikologis lingkungan. Artinya
jika ada seorang anak yang pemarah dalam suatu kelompok, maka dapat
mempengaruhi kondisi psikologis lingkungannya saat itu.
d.
Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat
menjadi satu kebiasaan. Artinya jika seorang anak yang ramah dan suka menolong
merasa senang dengan perilakunya tersebut dan lingkungan pun menyukainya maka
anak akan melakukan perbuatan tersebut berulang-ulang hingga akhirnya menjadi
kebiasaan.
e. Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat
menghambat atau mengganggu aktivitas motirik dan mental anak. Seorang anak yang
mengalami stress atau ketakutan menghadapi suatu situasi. Dapat menghambat anak
tersebut untuk melakukan aktivitas. Misalnya, seorang anak akan menolak bermain
finger painting karena takut akan mengotori bajunya dan dimarahi orang tua.
Aktivitas finger panting ini sangat baik untuk melatih motorik halus dan indra
perabaannya.
I. JENIS EMOSI
1.
Gembira
Setiap orang pada berbagai usia
mengenal perasaan yang menyenangkan. Pada umumnya perasaan gembira dan senang
diekspresikan dengan tersenyum, atau tertawa. Dengan perasaan menyenangkan
seseorang dapat merasakan cinta, dan kepercayaan diri.
2. Marah
Emosi marah
terjadi pada saat individu merasa dihambat, frustasi karena tidak mencapai yang
diinginkan, dicerca orang, diganggu atau dihadapkan pada suatu tuntutan yang
berlawanan dengan keinginannya. Perasaan marah ini membuat orang seperti ingin
menyerang ”musuhnya”. Kemarahan membuat individu sangat bertenaga dan impulsif
, ia membuat kencang dan wajah merah.
3. Takut
Perasaan takut
merupakan bentuk emosi yang menunjukkan adanya bahaya. Menurut Helen Ross
perasaan takut adalah suatu perasaan yang hakiki dan erat hubungannya dengan
upaya mempertahankan diri. Perasaan takut ditandai oleh perubahan fisiologis,
seperti mata melebar, berhati-hati, berhenti bergerak, badan gemetar, menangis,
bersembunyi, melarikan diri atau berlindung di belakang punggung oranglain.
4. Sedih
Dalam kehidupan
individu akan merasa sedih pada saat ia berpisah dari yang lain, terutama
berpisah dengan orang-orang yang dicintainya. Perasaan terasing, ditinggalkan,
ditolak, atau tidak diperhatikan dapt membuat individu bersedih. Stewart at all
mengungkapkan bahwa ekspresi kesedihan individu biasanya ditandai dengan alis
dan kening mengkerut ke atas dan mendalam, kelopak mata ditarik ke atas, ujung
mulut ditarik ke bawah, serta dagu diangkat pada pusat bibir bagian bawah.
Dari keempat emosi dasar ini dapt
berkembang menjadi berbagai macam emosi, yang diklasifikasikan ke dalam
kelompok emosi positif dan emosi negatif.
Emosi positif
|
Emosi Negatif
|
Eagerness (rela)
Humour (lucu)
Joy
(kegembiraan)
Pleasure (kesenangan)
Curiosity (rasa ingin tahu)
Happiness(kebahagiaan)
Delight (kesukaan)
Love
(rasa cinta)
Excitement (ketertarikan)
|
Impatience (tidak sabar)
Uncertainty
(kebimbangan)
Anger
(marah)
Suspicion (kecurigaan)
Anxiety (rasa cemas)
Guilt
(rasa bersalah)
Jelousy (rasa cemburu)
Annoyance (rasa jengkel)
Fear
(rasa takut)
Depression (depresi)
Sadness (Kesedihan)
Hate
(rasa benci)
|
Kita dapat merasakan emosi-emosi ini
dengan kuat dan dapat diperlihatkan dalam berbagai tampilan fisik. Misalnya
jika merasa bahagia maka kita dapat tertawa keras dan lepas, atau jika merasa
takut maka kita akan berteriak. Proses pengekspresian emosi ini memang
dipengaruhi oleh lingkungannya. Adakalanya suatu lingkungn yang menerima
anggotanya jika tertawa terbahak-bahak, namun adapula lingkungan yang menolak.
J.. TUGAS
PERKEMBANGAN EMOSI
Tugas perkembangan sosial emosional anak
berusia 3-5 tahun adalah sebagai berikut:
1. Anak usia 3
tahun diharapkan dapat:
Memilih
teman bermain
Memulai
interaksi sosial dengan anak lain
Berbagi
mainan, bahan ajar atau makanan
2. Anak usia 3
tahun, 6 bulan diharapkan dapat:
Menunggu atau menunda
keinginan selama 5 menit
Menikmati kedekatan
sementara dengan salah satu teman bermain
3. Anak usia 4
tahun diharapkan dapat:
Menunjukkan kebanggan terhadap keberhasilan
Membuat
sesuatu karena imajinasi yang dominan
4. Anak usia 4
tahun, 6 bulan diharapkan dapat:
Menunjukkan rasa percaya
diri
Menceritakan kejadian
yang baru berlalu
Lebih disukai ditemani
teman sebaya dibanding orang dewasa
Menggunakan barang milik
orang dengan hati-hati
5. Anak usia 5
tahun diharapkan dapat:
Memiliki beberapa kawan, mungkin satu sahabat
Memuji,
memberi semangat, atau menolong anak lain
6. Anak usia 5
tahun, 6 bulan diharapkan dapat:
Mencari
kemandirian lebih banyak
Sering
kali puas, menikmati berhubungan dengan anak lain meski pada saat krisis muncul
Berteman secara mandiri.
ConversionConversion EmoticonEmoticon